Senin, 16 Maret 2015

Panganan Tepung Ulat Sutra (Bantu Dato #2)

Beberapa waktu yang lalu sempat memposting pembuatan roto dari tepung purry alias tepung ulat sutra. Roti purry tersebut ternyata mendapat respon yang positif banget dari reka-rekan dato (neneknya Sky). Katanya roti purry yang mereka namai Rotry dibawa sampai kembali ke Bogor oleh proff yang punya penelitian. Senangnya bukan kepalang,apa lagi sejak saat itu setiap ada pameran atau pelatihan dato selalu pesan rotry di kayana. Tentu saja dengan pasokan tepung ulatnya dari beliau. Dan yang lebih Alhamdulillah lagi, kerja sama ini dikelola secara profesional. Kata dato hitung saja perbiji rotinya dihargai berapa? Tentu saja diluar harga purry.




Dengan izin dato, saya bisa sedikit memposting proses pembuatan rotry ini. Dari takaran yang dianjurkan yaitu perbandingan tepung purry 30% dari tepung terigu, namum pada pembuatan rotry pertama dan kedua hanya menggunakan 10% dari jumlah terigu, melihat kualitas tepung yang kedua kurang bagus sehingga aroma purry lebih menyengat dari sebelumnya. Saya mensiasati dengan memanaskan purry di oven dengan suhu 80°c kurang lebih 10 menit lalu diblender halus. Hasilnya lumayan, namun mungkin karena kualitas purry yang kurang bagus sehingga entah mengapa adonan roti jadi lebih alot. Tapi setelah roti selesai di toping dan dipanggang, tidak ada masalah.  Kata dato, kualitas purry tergantung pada kualitas ulat yang diolah. Semakin cepat atau segar ulat diolah maka semakin bagus kualitas purry.


Untuk project kali ini Kayana mendapat tantangan baru, yaitu membuat panganan selain roti dengan campuran tepung purry. Akhirnya denga bantuan dan kerja sama dato kami berhasil membuat beberapa panganan kering dari tepung purry. Stik bawang dan lidah kucing serta roti dengan varian nenas, abon, keju dan coklat. Alhamdulillah, setelah dipacking cantik dan menatik  panganan ini bisa kembali menjelajah....senang kerjasama dengan dato ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar